
Beji Bulakan atau sumber mata air di tengah sungai di Banjar Kukuh Kelod, Desa Kukuh, Kerambitan, Tabanan, memang penuh misteri. Keberadaannya dikaitkan dengan kesaktian Patih Kebo Iwa.
Keberadaan Beji Bulakan Telepus di Banjar Kukuh Kelod, Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, memang sudah sejak dahulu diketahui oleh warga setempat. Belakangan banyak orang dari luar Banjar Kukuh Kelod, bahkan dari luar Tabanan menanyakan keberadaan Beji ini. Keyakinan akan kekuatan magis dari beji ini pun semakin kuat.
Lokasi Beji Bulakan Telepus memang agak tersembunyi, dari arah Denpasar kita hanya perlu menyusuri jalan menuju SMAN 1 Kerambitan. Dari arah timur, jika SMAN 1 Kerambitan ke arah utara, kita tinggal menuju arah selatan memasuki jalan beton, sampai menemukan sebuah gang dengan nama Gang Tlepus. Di ujung gang yang bisa dilalui oleh sepeda motor ini lah terdapat jalan menuju Beji Bulakan Telepus.
Menurut Kelian Dinas Banjar Kukuh Kelod, Komang Arya Darmawan, tidak ada yang mengetahui pasti sejarah kemunculan Beji Bulakan Telepus tersebut. Karena para tetua di Banjar Kukuh Kelod pun saat masih masih kecil sudah mendapati keberadaan Beji Bulakan Telepus tersebut. “Kami sudah mendapati seperti ini, bahkan tetua kami saja saat ditanya mengaku juga telah mendapati Beji Bulakan Telepus ini,” ujarnya kepada Bali Express (Jawa Pos Group), Senin (19/2) lalu.
Yang disebut warga Beji Bulakan Telepus ini sendiri adalah sumber mata air yang ada di Sungai Yeh Abe. Sumber mata air ini kemudian diisi sejenis bis atau beton berbentuk bulat hingga menyerupai sumur dengan diameter sekitar 40 sentimeter. “Menurut cerita turun temurun, konon katanya sumber mata air itu muncul setelah Patih Kebo Iwa menancapkan jari telunjuknya di sungai itu,” imbuhnya.
Meskipun berada di aliran sungai, uniknya air dari sumber mata air itu tidak pernah tercampur dan akan tetap bening, sehingga bisa langsung diminum oleh masyarakat yang nunas (meminta). “Bagaimana pun keruhnya air sungai dan besarnya volume air sungai, sumber mata air itu tetap bening dan terlihat perbedaannya dengan air sungai,” sambung Darmawan.
Kedalaman dari sumber air, diperkirakan sekitar 160 sentimeter karena pernah beberapa waktu lalu masyarakat sekitar melakukan pembersihan di dalam sumur karena lumpur yang begitu tebal. Dan, salah seorang warga bisa masuk ke dalam sumur tersebut.
Ia menambahkan, selama ini air dari sumber mata air Beji Bulakan Telepus dipercaya masyarakat untuk pengobatan serta untuk ibu menyusui agar air susu ibu (ASI) nya lancar. Bahkan, kepercayaan untuk pengobatan pun dipercara oleh orang dari luar Tabanan yang banyak berdatangan untuk nunas tirta Beji Bulakan Telepus. “Sering kali ada orang luar Tabanan datang menanyakan lokasi Beji Bulakan Telepus untuk nunas tirta. Mereka bilang mendapatkan pawisik atau petunjuk untuk nunas tirta guna pengobatan. Semua kembali lagi pada kepercayaan masing-masing,” tambahnya.
Di samping itu, masyarakat sekitar, khususnya warga Banjar Kukuh Kelod dan Tengah Kangin mempercayai bahwa apapun upacara Yadnya yang digelar tidak akan berjalan lancar apabila tidak nunas tirta Beji Bulakan Telepus. Jadi, apapun kegiatan Yadnya yang dilakukan, baik Ngaben, Pawiwahan, Nelubulanin, Macaru, dan Piodalan, maka warga akan nunas tirta di Beji ini. “Warga pasti akan nunas Pakuluh Ida jika menggelar upacara Yadnya, dengan harapan acaranya lancar, dan tidak ada halangan berarti,” tegasnya.
Karena tidak ada pemangku khusus, maka warga yang nunas tirta bisa langsung melakukannya sendiri, namun sebelumnya warga akan menghaturkan banten, baik berupa canang maupun pajati dan banten lainnya. “Memang tidak ada Jero Mangku khusus, jadi warga yang mau nunas tirta bisa melakukannya sendiri. Tetapi, sebelumnya menghaturkan banten atau canang dulu pada Palinggih Beji Bulakan Telepus yang ada di pinggir sungai,” lanjutnya.
Sumber : BALIEXPRES