Potensi Kesenian Desa Kukuh Kerambitan terdiri dari :
Kesenian Okokan
Okokan adalah instrumen semacam bel berukuran raksasa yang dibuat dari kayu yang dijadikan alat komunikasi oleh kelompok masyarakat di desa-desa terpencil. Instrumen yang sama, namun dengan ukuran yang lebih kecil disebut kroncongan yang biasa dipasang di atas pohon untuk mengusir binatang–binatang perusak tanaman kelapa, sebagai kalung ternak (sapi maupun kerbau).
Atas prakarsa masyarakat Kukuh (kabupaten Tabanan) di mana terdapat cukup banyak instrumen okokan, alat-alat bunyi ini ditata menjadi sebuah barungan yang disebut Okokan atau kalau di Indonesiakan menjadi Ombelan I Kayu Bolong yang artinya suara yang keluar dari kayu yang dilobang, dan tiada lain OKOKAN.
Ada sedikitnya 30 buah okokan dalam barungan ini. Sejumlah pemain yang memainkan dengan cara mengocoknya. Selain okokan dalam barungan ini juga dimasukkan dua buah kendang, 1 buah kajar, 6 buah cengceng dan sejumlah instrumen pukul lainnya. Musik yang ditimbulkan barungan berukuran besar ini sangat ritmis dan bersuasana magis.
Pada jaman dulu barungan ini digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengusir wabah yang menimpa desa setempat. Dengan nuansa yg magis dipercaya mampu mengusir hal-hal yg bersipat negative.
Kesenian Tektekan & Calonarang
Seni tradisional Tektekan ini berasal dari alat musik sederhana yang terbuat dari batang bambu, dipadukan dengan sejumlah alat musik tradisional lainnya, mampu menyuguhkan pementasan seni yang indah, sebuah budaya luhur yang berkembang dengan baik dan masih terjaga lestari sampai sekarang ini. Kesenian tradisional Tektekan, dari segi etimologi berasal dari kata “Tek” ini dikarenakan bunyi yang dihasilkan didominasi dari suara tek…tek…tek sehingga menjadilah Tektekan. Musik atau kesenian tradisional Bali ini berasal dari alat sederhana, yaitu sebuah kentongan (kulkul) yang berasal dari batang bambu, kentongan tersebut dipukul menggunakan pemukul dari bambu ataupun kayu. Untuk menjadi sebuah penampilan seni, maka kentongan tersebut dimainkan oleh sekitar 30 – 40 orang dengan ritme seperti suara “cak” pada pementasan tari kecak, tektekan dipadukan dengan alat musik tradisional lainnya seperti ceng-ceng, kendang, seruling, kempur dan seperangkat alat gamelan lainnya.